Rabu, 27 Maret 2013

Malem ini gua iseng ngebuka blog yang sudah usang ini, cuma sekedar mastiin kalo ini blog masih bisa dipake atau nggak. Walaupun sudah penuh jaring laba-laba dan eek tikus akibat nggak pernah tersentuh tulisan lagi, tapi alhamdulillah masih bisa dipake, alhamdulilah jg gua liat di grafik masih ada aja yang baca, Thanks eeaa. Nggak ada yang pengen gua bagi sih, karena jam segini juga biasanya gua udah capek dan ngantuk karena seharian di kantor, jadi nggak bisa eksplore tulisan dulu, alhasil ya tulisan curhat iseng gak jelas begini nih yang keluar. Udah ah mata udah 5watt, udah remang-remang kayak warung belakang saburai. Acungkan bendera putiih, nyeraaah jendraal! ZZZZzzzzzzzzzzz...

Selasa, 15 Januari 2013

Realita Imitasi Sang Idola

Setiap manusia di muka bumi ini sadar nggak sadar pasti punya atau pernah menyukai seorang idola yang menjadi influens parah untuk mereka, entah itu cara berpakaian, karakter, cara berbicara, genre lagu dan lain sebagainya. Misalnya jika orang itu suka Bang Haji Rhoma Irama, pasti dia akan mencengkokan nada bicaranya seolah Bang Oma yang sedang kebelet eek, eh, maksudnya sedang berceramah, Terlaluu~. Contoh lain, jika orang itu mengidolakan tokoh Superman, pasti dia akan menggunakan kolor di luar celana (udah ya jangan minta gua kasih contoh lagi). Seperti itulah kira-kira yang terjadi. Kalian pernah mengalaminya kan? Pasti pernah, ya kan? Pernah sih, pernah ya (kok gua jadi maksaa?).
Waktu SMA gua juga pernah kok punya influence dari seorang idola yang berpengaruh banget sama penampilan gua saat itu. Dia adalah Ringgo Agus Rahman. Kenapa? kaget? Memang agak aneh ya seorang cowok mengidolakan cowok (agak geli gimana gitu) yang tampangnya aja kurang ganteng, tapi karena kekuranggantengannya itu yang ngebuat gua suka dan berniat untuk follow stylenya, karena gua juga kurang ganteng saat itu! (emang sekarang lo ganteng bud? ganteng doong.. kalo dibandingin sama Narji). Dandanan dia itu unik dan unyu. Rambutnya acak-acakan dan terlihat cuek, tapi tetep keren. Makanya waktu itu rambut gua diacak-acakin biar keliatan kayak Ringgo, terus muka di ongo-ongoin biar tambah mirip. Eh gua malah dikatain kayak tarzan betawi sama orang-orang (Tarzan betawi kan pemerannya..?). Akhirnya gua berhenti jadi followernya Ringgo.
Seperti gua bilang, ini bukan cuma masalah style, kalo kita ngeband idola juga berpengaruh besar buat warna musik kita, karena secara nggak langsung apa yang kita denger pasti jadi refrensi buat aransemen lagu yang bakal kita ciptain. Kalo kita suka Coldplay pasti aliran musik kita nggak jauh dari Pop British, kalo suka Dream Theater pasti alirannya Rock Progressive. Tapi karena pasar musik indonesia menuntut karya yang easy listening, kita nggak bisa sepenuhnya maen kayak musik bule idola kita. Alhasil Coldplay pun menjadi Nidji dan Dream Theater pun menjadi WALI *LOL (Buat fansnya DT it was joking, dude hehe..).
Semua wajar terjadi, apalagi bila kita masih mencari jati diri. Asalkan kalo berdasar pengalaman gua sih, apa yang bakal kita tiru itu harus pantas/sesuai dengan porsi kita jadi nggak terlihat memaksakan (seperti yang udah gua bahas di Antara Emo dan 4Lay). Jangan sampai kita mau terlihat seperti tokoh Takiya Genji di film Crows Zero, tapi malah jadinya kayak Sule OVJ, waswaslah, waswaslah! :)

*****

Sabtu, 12 Januari 2013

Slankers.. the indonesian rock and roll holligans part 3

Dari kejauhan, muncul sesosok Lingga yang berjalan pelan, persis scene-nya Pamella Anderson di film Baywatch yang lagi lari dengan gerakan slowmotionnya, cuma bedanya Lingga gak pake BH dan G-String doang, tapi lebih paraah! Dengan pedenya dia dateng dengan pakaian yang seronok! Kaos oblong yang dipotong habis lengannya (persis pakaian kuli) dan celananya itu loh, levis yang sebelah kanan panjang, tapi sebelahnya kirinya dipotong sampe sepaha! Kami semua yang melihat pemandangan itu syok plus malu, apakah kami harus ngeband dengan orang ini??!
"Gimana penampilan gua boy?" Tanyanya kepada kami yang membuat kami semakin malu karena beraninya ia menyapa kami.
"Wih kak, apa-apaan dandanan lo ini?" Tanggap Nebid polos yang membuat kami sedikit drop (takut si Lingga ngamuk terus ngeuarin golok jawaranya)
"Rock n Roll emang begini boy" Jawabnya santai.
Rock n Roll pale lu, ini sih bukan Rock n Roll tapi dandanan banci abis diperkosa!
Dengan setengah menahan malu, kami pun cuek dan melanjutkan hidup, festival masih terus berlanjut dan yang kami butuhkan hanyalah fokus untuk di panggung nanti.
Nomor demi nomor telah terpanggil, hingga akhinya nomor urut kami yang dipanggil oleh pembawa acara. Jantung berdetak semakin kencang, namun kami harus segera tampil dan memberikan yang terbaik.
"Dewan juri yang terhormat, inilah SUUCROOOCK!" (terinspirasi dari sukro).
"Asalamualaikum!" Sambut Lingga pede, penonton pun bersorak. Ternyata Lingga membawa fans clubnya yang tak lain teman-teman sekampungnya. Pasti anda sudah bisa mengimajinasikan sendiri kan bagaimana fans Lingga? Oke lanjut ceritanyaaa!
Kami memulai pertunjukkan kami. JREEEENG!! DEG TAK DEG TAK!
Kami tampil habis-habisan di panggung. Setelah lagu bisa baca tulis dimainkan dengan sukses, kami lanjut ke lagu kedua.
"Oke buat para Slankers, semua boleh goyang bersama kami!" Seru Lingga yang diikuti sorakan fansclubnya yang mayoritas menyukai lagu Slank (Slankers sejati bro).
"Kita akan bawain lagu Slank yang legendaris, MEMAANG!!"
Para Slankers pun nampak semakin antusias mendengar lagu yang akan kami bawakan. Musik pun dimainkan. Memang, celanaku memang bolong! jangan menuduh, yang penting bukannya nyolong!
Sekarang gua sadar kalo penampilan Lingga mensingkronisasikan lirik lagu tersebut. Para Slankers semakin menjadi, mereka berjingkrak-jingkrak layaknya Slank beneran yang menghibur mereka. Salah satu dari mereka bahkan berani menaiki panggung sambil meminum alkohol, dan yang mengejutkan ia mengguyur Lingga dengan minuman tersebut! Suasana menjadi kacau, Lingga kebasahan, dewan juri keheranan, dan para soundman cemas karena sound dan mic menjadi basah akibat minuman tersebut!
Tapi Lingga malah tertawa dan merangkul temannya itu. Semua penonton pun bersorak. Lingga meneruskan menyanyi, dan Slankers kembali berjingkrak. Semakin banyak Slankers yang menaiki panggung dan kami hanya bisa tertawa, it realy fun and awesome! Suasana tegang dari kompetisipun berubah jadi seru dan menghibur.
Mungkin inilah yang namanya persaudaraan Slankers, hanya dengan lagu dari Slank bisa menyatukan kebersamaan dan mencairkan suasana. Saat itu kami pun tersadar, walaupun kami di dis karena membawa masa yang rusuh, tapi bermusik bukanlah hanya sekedar menunjukkan skill yang hebat, tapi juga menghibur dan memberikan yang terbaik untuk penonton. Slankers telah mengubah pemahaman kami, dan gua gak akan bisa lupa kalo mereka pernah mampir di hidup gua dan memberikan pengaruh besar dalam bermusik.

Rabu, 15 Februari 2012

Slankers.. the indonesian rock and roll holligans ! (part 2)

Hari itu tepat di siang bolong kami janjian dengan Lingga untuk bertemu. Kami sengaja ketemuan jam 12, karena kata Lingga saat itulah ia sedang beristirahat dari kerja. Riski yang menjadi guide kami, karena ialah yang mengetahui tempat kerja Lingga, dan itu dekat dengan kampung riski dulu sebelum ia pindah kerumahnya sekarang. Sesampainya di tempat kerja Lingga, pemandangan tak asing menghampiri kami. Lingkaran hitam seperti donat besar bertumpukan menjadi dinding yang melindungi panas, sepoi angin membisik mengisi kosongnya roda putar, dan penunjuk jalan yang bertuliskan 'tambal ban tambal tubles'. Disitu duduklah seorang pria berambut gondrong persis orang gila, tapi keliatannya nggak gila, muka serem celana compang-camping dan gua berharap itu sama sekali bukan Lingga, tapi ternyata Riski menghampirinya, menyapanya dan berjabatan dengannya.. batinku menangis! Terutama saat namanya terpanggil.. 'Lingga'.. Hatiku hancur! Apa sekelompok anak 16 tahun harus seband dengan pria paruh baya dengan penampilan jametnya ini?!
"Itu Lingga? buh, serem amat ki?" Kata Uta, gitaris gua polos (padahal dia jagoan di kampungnya). Riski cuek, dan langsung mengenalkan kami dengan Lingga. Gua canggung, ini kali pertama gua kenalan dengan pria bertampang preman kampung, dan setelah jabatan tangan ini mungkin kepolosan gua sebagai seorang remaja smp akan tercemar!
"Salam kenal ya, Bro" Katanya. Gua nggak nyangka dibalik tampang jametnya, suaranya cempreng banget!
"Iya bang" (nahan ketawa)
Kamipun diajak kerumahnya yang ternyata hanya berjarak 5 meter dari tempat kerjanya. Disitu ia mengajak kami untuk berdiskusi tentang lagu yang akan dibawakan. Kami memberitahunya bahwa lagu yang akan kita bawakan adalah satu lagu wajib, 'serieus - bisa baca tulis' dan satu lagu bebas, slank (yang mana aja).
 "Wah lagu serieus itu mah, njelimet!" (bahasa apa itu?!)
"Jadi gimana bang?" tanya gua sambil ngontrol muka (takut ketawa)
"Yaude dah gua coba" Jawabnya yakin
Kami sumringah. "Lagu slanknya yang mana nih?" Tanyanya lagi
"Lagu slank yang lama aja bang, lebih dapet rock and rollnya" Usul Riski
Tampak setuju dengan tanggapan Riski, ia mengusulkan "Lagu 'Memang' aja yaak?!"
Gua nggak tau lagu itu, tapi karena Riski kelihatan sangat setuju membawakan lagu itu, gua ikut..

Setelah beberapa kali latihan akhirnya sampai juga kami pada hari H. Kami berdandan layaknya para rock and rollers sejati. Karena lombanya diadakan di dekat rumah Lingga, kami stand by disana. Namun dari pagi kami belum menemui Lingga, kamipun mencoba mengecek di lokasi perlombaan karena katanya ia ikut membantu panitia mengurusi acara. Sesampainya di lokasi, kami melihat lingga sedang menyirami aspal yang berdebu dengan selang, tepat berada di bawah panggung! Demi Tuhan gua sangat malu melihat pemandangan itu. Seandainya nanti penonton mengenali mukanya dan melihat kami ngeband dengan TUKANG CUCI ASPAL, muka kami mau ditaro dimana?!! Setelah ia selesai dengan pekerjaan mulianya itu, kami baru 'berani' mendekatinya.
"Bang, kok disini, bukannya siap-siap, acara bentar lagi kan mulai?" Tanya gua
"Iya gua abis bantu-bantu bentar, Kalian tunggu aja ya disini gua siap-siap dulu dirumah"
"Iyalah siap-siap, emang mau nguli lo penampilan kayak gitu!" (ini omongan gua dalem hati)
Acarapun dimulai. Kami melihat para pesaing kami yang jago-jago tampil, dan itu ngebuat kami sedikit drop. Persaingan begitu terasa mulai dari skill, aransemen, kostum dll.
Urutan demi urutan telah tampil, dan hampir tiba saatnya kami manggung. Namun Lingga belum keliatan juga batangnya, batang idung..
dan akhirnya, lima menit kemudian ia datang... Jeng jeng! (apa yang terjadi? lanjut aja ke part3)

Selasa, 14 Februari 2012

Slankers.. the indonesian rock and roll holligans ! (part 1)

Siapa yang nggak kenal slankers? Sekelompok anak muda (rata-rata cowok / bujang) yang mengaku bahwa mereka adalah pecinta SLANK sejati, sampai mati! Nggak beda dengan para HOLLIGAN (kelompok penggemar sepak bola di inggris) yang begitu fanatik dengan tim-tim sepakbola dari kota mereka, slankers juga begitu 'fanatik' dengan band rock and roll kesayangannya itu. Lihat aja di tipi-tipi, mau ada slank atau nggak, slankers pasti selalu nongol bawa-bawa bendera slank, walaupun yang di tonton cherrybelle *LOL.
Kenapa gua capek-capek ngetik tentang slankers di blog gua, karena slankers beberapa kali mampir di kehidupan gua, terutama dalam bermusik, dan saat gua bertemu mereka mungkin itu adalah pengalaman yang nggak akan pernah dilupakan.
Kayak waktu band gua tur ke daerah Lampung timur, gua gak menyangka kalo sebagian besar penikmat musik disana adalah slankers yang benar-benar fanatik. Mereka nggak akan mau menonton event musik kalo talentnya nggak ngebawain lagu SLANK! nahloh. Untungnya kami punya stok lagu slank, dan secara mendadak akhirnya kami membawa dua lagu milik slank. Tapi namanya mendadak, vokalis gua, Eet (yang memang menurut gua kurang 'laki') salah mengucapkan lirik salah satu lagu slank tersebut! Penonton yang sedang asik goyang pun berhenti dan marah-marah, salah satu dari mereka membentak kami
'WOOY!' *BRAAK (suara panggung dipukul) "BAWA LAGU SLANK 'GEH' SALAH-SALAH!' bentak abang itu dengan nada khas kampungnya dan seraya menunjuk-nunjuk kami.

Kami diem.....

Gua nggak menyalahkan abang itu, wajar abang itu marah karena kami tidak sempurna membawakan lagu band kesayangannya itu. Gua udah bilang kan kalo SLANKERS itu gak beda jauh dengan holligans. Holligan punya lagu kebangsaan di masing-masing 'firm' (kelompok penggemar klub sepakbola), lagu yang menjadi simbol jati diri dan bentuk kecintaan mereka kepada timnya, dan buat slankers, lagu-lagu slank juga bagaikan jati diri mereka, makanya kalo orang lain salah dalam menyanyikannya mungkin buat mereka rasanya seperti penghinaan. Masih untung kami nggak menerima serangan fisik karena kesamaan lain Slankers dan holligan adalah sama-sama suka rusuh!

Gua bisa ngerasainnya, karena waktu smp gua juga pernah menjadi seorang slankers, itu berkat temen seperjuangan gua dulu, riski atau biasa dipanggil mi'ink. Dia drumer yang saat itu seband dengan gua. Dia seorang slankers sejati, kalo nongkrong sambil gitar-gitaran sukanya request lagu slank yang gua sendiri denger judulnya nggak banget! Tapi seiring berjalannya waktu akhirnya gua sedikit ngerti lagu-lagunya slank dan malah jadi suka. Pernah gua beli kaset slank yang 'satu-satu', dan dapet bonus kondom! Dulu gua masih polos, nggaktau itu apa (beneran loh) dan malah gua maenin, gua isi aer jadiin es balon es balonan. Saat kakak ngasih tau fungsi asli kondom, langsung gua buang tuh es kiko ke rumah tetangga.
Riski memang memberikan racun slank pada kami, setiap latihan pasti bawanya lagu slank. Manggung pun maunya lagu slank. Waktu itu kami mengikuti festival musik kecil di sebuah daerah, itu debut pertama kami mengikuti festival. Seperti biasa riski meminta membawakan lagu slank, dan bagusnya slank terdaftar menjadi salah satu lagu wajib, kamipun menyetujuinya. Namun saat itu kami belum mempunyai vokalis yang pas untuk membawakan lagu slank, sampai akhirnya riski memberikan opsi yaitu 'Lingga', temannya riski yang katanya suaranya metal abis. Seperti apa pertemuan kami dengan sosok Lingga? Lanjut ke part dua..

Selasa, 07 Februari 2012

Antara Emo dan 4Lay !

Dulu jaman gua sma, dunia mp3 hp maupun cd (bajakan) buat kalangan remaja sma sempat digemparkan dengan munculnya aliran musik 'Emo'. Kala itu 'my chemical romance'lah yang membawa demam emo sehingga mewabah di kalangan ababil (abege labil) indonesia. Dengan boomingnya lagu helena yang saat itu video klipnya sering ditayangin di mtv, para ababil itu spontan jatuh cinta dengan musik emo (mungkin cenderung suka video klipnya daripada lagunya). Walaupun menurut gua my chemical romance itu lebih ke poppunk bukan emo (just their style), tapi berkat mereka band-band emo lain seperti the used, escape the fate, Alesana etc. mulai terdengar namanya dikalangan ababil indonesia, mulai dari yang gaool gelak kemana-mana bawa  honda jazz geto, sampai yang masih suka main layangan!
Bukan hanya musiknya, emo juga digemari karena stylenya. Dandanan para musisi emo yang cenderung gotik dengan eyeliner tebal, rambut hitam poni menutupi muka (mudahnya bayangin aja rambut andika kangen) dan setelan yang serba gelap, membuat para ababil berniat untuk meniru gaya mereka. Alhasil, mereka bukannya terlihat seperti emorocker, tapi malah lebih mirip anak buahnya ki joko bodo. Dengan rambut ala andika, mereka berpose di foto (buat dipajang di friendster) seolah (ngarepnya) tampang mereka persis kayak model2 gaya emo yang sering jadi walpaper hp, padahal malah kayak pak tarno lagi pake wig, tinggal nyanyi aja tuh 'awa-awaaa!'
Pernah sih dulu pas sma sesekali gua mencoba style emorockers (alay itu kan proses pendewasaan), dan hasilnya temen-temen gua bukannya melihat gua sebagai emorockers tapi preman terminal! Yaah, selama kita menyukai musiknya dan itu masih wajar gua rasa nggak masalah sih kita mengikuti idola kita #ngiburdiri.
Tapi beneran, ironisnya banyak diluar sana (terutama alay) yang menganggap emo itu adalah gaya berpakaian, bukan jenis genre musik! Bahkan mereka nggak tau band-band emo yang terkenal sekalipun! Atau malah mereka pikir emo adalah si model yang sering jadi walpaper itu! *ngelus dada*
Pernah gua ketemu seseorang saat ospek (yang aibnya sekarang jadi temen gua) namanya Iman, mukanya sebelas duabelas sama Andika kangen (kenapa cerita ini penuh dengan andika!), jadi kita memang disuruh memakai nametag yang bertuliskan nama, hobi, moto dan artis idola, dan gua tanpa sengaja melihat nametag iman yang tulisannya


Nama: IMAN SAFTURI
Hobi: maen bola
Moto: jangan pernah menyerah, terus berusaha
Artis idola: EMO

artis idola emo? oke, gua nggak mau langsung ngejudge, mungkin dia suka semua band yang beraliran emo. Gua pun mencoba bertanya kepadanya "wih, anak band nih, suka emo ya bro? suka band apa?"
dia pun menjawab "Saya sih lebih suka kata-kata emo sama gayanya"
Gua diem.. Apa-apaan kata-kata emo?! Maksudnya kayak yang di walpaper hp gitu, yang tulisannya 'i love emo', 'my life is shuck' gitu-gitu ya? Astalavista! Ternyata nggak semua orang yang suka emo atau malah bergaya emo itu suka jenis musiknya, dan gua sadar masih banyak iman-iman lain diluar sana. Bahkan seorang artis terkenal pun yang mengaku mengusung aliran POP EMO dan berstyle gotik, pada kenyataannya malah menyanyi lagu melayu. Inisial aja ya buat band itu, 'V' ......... VAGETOS!!
Intinya menurut gua semua berhak mengikuti idolanya, asal itu tidak memaksakan dan 'pantas', terutama bila ia hanya ikut arus tanpa benar-benar mengerti apa yang dia ikuti, malah semakin lama semakin melenceng jauh dari gaya yang sebenarnya dan menjadikan kita sama saja dengan para remaja yang sering nongkrong di tangga simpur ;)

Selasa, 31 Januari 2012

kebenaran tentang anak band

Banyak orang bilang kalo anak band itu playboy, gua gaktau berdasarkan apa mereka ngomong kayakgitu. Yang pasti gua sebagai anak band (cieilah) merasa itu judgemen yang harus di teliti lagi kebenarannya. Yang gua tau ya, sebagian besar anak band itu bokek! Dan cowok bokek itu jarang dideketin cewek, jadi gimana bisa disebut playboy kalo cewek aja gak ada yang mau deket!
Mungkin penilaian orang-orang itu tentang anak band berdasarkan infotainment yang sering memberitakan para musisi band papan atas yang kegep selingkuh dari istrinya, atau pacarnya atau mungkin dari selingkuhannya ke yang keempat, jadi cinta bujur sangkar! Ya, mungkin para anak band yang sudah terkenal itu mudah untuk jadi playboy karena mereka banyak duit, tapi coba seandainya mereka belum terkenal, duit nggak ada job gak ada, cuma bisa promosi kenceng-kencengan di facebook, latihan aja masih suka ngegadein temen kalo duit kurang, atau untuk beli rokok aja susah (sumpah ini gua bukan curhat), apa ada cewek yang mau? boro-boro jadi yang ke2, jadi yang pertama aja cewek pasti mikir sampe tiga kali, terima, tolak, atau pura-pura amnesia.
Kasian kan temen-temen gua seprofesi, kalau gua sih nggak ada masalah karena udah punya tambatan hati yang nerima gua apa adanya *aeematee (penulis blog nggak mesti jomblo kan :p), gara-gara judgemen itu tiap mereka lagi ngedeketin cewek, pasti status anak band itu yang jadi batu karangnya karena mengurangi rasa kepercayaan si cewek akan kesetiaan si cowok. Padahal kenyataannya nggak semuanya anak band itu seperti yang diomongin, malah mungkin sebaliknya, tapi mungkin juga emang ada beberapa dari mereka yang playboy, ya balik lagi ke individu juga sih (nahloh, bingung kan). yaah, gua sih cuma mengungkapkan secuil contoh tentang kehidupan anak band yang mungkin jauh dari persepsi-persepsi diluar sana. Semua tergantung bagaimana kita menanggapinya.