Rabu, 15 Februari 2012

Slankers.. the indonesian rock and roll holligans ! (part 2)

Hari itu tepat di siang bolong kami janjian dengan Lingga untuk bertemu. Kami sengaja ketemuan jam 12, karena kata Lingga saat itulah ia sedang beristirahat dari kerja. Riski yang menjadi guide kami, karena ialah yang mengetahui tempat kerja Lingga, dan itu dekat dengan kampung riski dulu sebelum ia pindah kerumahnya sekarang. Sesampainya di tempat kerja Lingga, pemandangan tak asing menghampiri kami. Lingkaran hitam seperti donat besar bertumpukan menjadi dinding yang melindungi panas, sepoi angin membisik mengisi kosongnya roda putar, dan penunjuk jalan yang bertuliskan 'tambal ban tambal tubles'. Disitu duduklah seorang pria berambut gondrong persis orang gila, tapi keliatannya nggak gila, muka serem celana compang-camping dan gua berharap itu sama sekali bukan Lingga, tapi ternyata Riski menghampirinya, menyapanya dan berjabatan dengannya.. batinku menangis! Terutama saat namanya terpanggil.. 'Lingga'.. Hatiku hancur! Apa sekelompok anak 16 tahun harus seband dengan pria paruh baya dengan penampilan jametnya ini?!
"Itu Lingga? buh, serem amat ki?" Kata Uta, gitaris gua polos (padahal dia jagoan di kampungnya). Riski cuek, dan langsung mengenalkan kami dengan Lingga. Gua canggung, ini kali pertama gua kenalan dengan pria bertampang preman kampung, dan setelah jabatan tangan ini mungkin kepolosan gua sebagai seorang remaja smp akan tercemar!
"Salam kenal ya, Bro" Katanya. Gua nggak nyangka dibalik tampang jametnya, suaranya cempreng banget!
"Iya bang" (nahan ketawa)
Kamipun diajak kerumahnya yang ternyata hanya berjarak 5 meter dari tempat kerjanya. Disitu ia mengajak kami untuk berdiskusi tentang lagu yang akan dibawakan. Kami memberitahunya bahwa lagu yang akan kita bawakan adalah satu lagu wajib, 'serieus - bisa baca tulis' dan satu lagu bebas, slank (yang mana aja).
 "Wah lagu serieus itu mah, njelimet!" (bahasa apa itu?!)
"Jadi gimana bang?" tanya gua sambil ngontrol muka (takut ketawa)
"Yaude dah gua coba" Jawabnya yakin
Kami sumringah. "Lagu slanknya yang mana nih?" Tanyanya lagi
"Lagu slank yang lama aja bang, lebih dapet rock and rollnya" Usul Riski
Tampak setuju dengan tanggapan Riski, ia mengusulkan "Lagu 'Memang' aja yaak?!"
Gua nggak tau lagu itu, tapi karena Riski kelihatan sangat setuju membawakan lagu itu, gua ikut..

Setelah beberapa kali latihan akhirnya sampai juga kami pada hari H. Kami berdandan layaknya para rock and rollers sejati. Karena lombanya diadakan di dekat rumah Lingga, kami stand by disana. Namun dari pagi kami belum menemui Lingga, kamipun mencoba mengecek di lokasi perlombaan karena katanya ia ikut membantu panitia mengurusi acara. Sesampainya di lokasi, kami melihat lingga sedang menyirami aspal yang berdebu dengan selang, tepat berada di bawah panggung! Demi Tuhan gua sangat malu melihat pemandangan itu. Seandainya nanti penonton mengenali mukanya dan melihat kami ngeband dengan TUKANG CUCI ASPAL, muka kami mau ditaro dimana?!! Setelah ia selesai dengan pekerjaan mulianya itu, kami baru 'berani' mendekatinya.
"Bang, kok disini, bukannya siap-siap, acara bentar lagi kan mulai?" Tanya gua
"Iya gua abis bantu-bantu bentar, Kalian tunggu aja ya disini gua siap-siap dulu dirumah"
"Iyalah siap-siap, emang mau nguli lo penampilan kayak gitu!" (ini omongan gua dalem hati)
Acarapun dimulai. Kami melihat para pesaing kami yang jago-jago tampil, dan itu ngebuat kami sedikit drop. Persaingan begitu terasa mulai dari skill, aransemen, kostum dll.
Urutan demi urutan telah tampil, dan hampir tiba saatnya kami manggung. Namun Lingga belum keliatan juga batangnya, batang idung..
dan akhirnya, lima menit kemudian ia datang... Jeng jeng! (apa yang terjadi? lanjut aja ke part3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar